Rabu, 14 Februari 2018

Konfrensi Asia Afrika

Konfrensi Asia Afrika. Latar belakang Konfrensi Asia Afrika disaat tentunya situasi dunia yang diwarnai oleh Perang Dingin antara Blok Barat (USA, Eropa Barat dan negara-negara kapitalis dan satelitnya) dan Blok Timur (URSS, RRT dan negara-negara sosialis/komunis lainnya). Ketegangannya sangat tinggi dengan resiko Perang Dunia Ketiga yang diperkirakan lebih dahsyat daripada Perang Dunia Kedua lantaran kedua blok yang bersengketa mempunyai bom nuklir yang lebih mengerikan daripada yang digunakan untuk menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.

Konfrensi Asia Afrika Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) ialah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan gres saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (lampau Burma), Sri Lanka (lampau Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
 Konfrensi Asia Afrika  Konfrensi Asia Afrika

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada ketika itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka ihwal keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka terkena ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; cita-cita mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang tenang antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya dampak Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan cita-cita Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam perperihalan dengan Belanda terkena Irian Barat.

Dasasila Bandung ialah sepuluh poin hasil pertemuan Konferensi Asia–Afrika yang dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Bandung, Indonesia. Pernyataan ini meliputi ihwal "pernyataan terkena santunan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru.
Berikut ialah Isi Dasasila Bandung antara lain ialah :
  1. Menghormati hak-hak dasar insan dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial tiruana bangsa
  3. Mengakui persamaan tiruana suku bangsa dan persamaan tiruana bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melaksanakan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak memakai peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melaksanakan tindakan-tindakan ataupun bahaya aksi maupun penerapan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, ibarat perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian duduk perkara hukum) , ataupun cara tenang lainnya, berdasarkan pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati aturan dan kewajiban–kewajiban internasional

Sumber Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika
http://id.wikipedia.org/wiki/Dasasila_Bandung

0 komentar

Posting Komentar