Senin, 30 Juli 2018

Pengertian Mujadalah Serta Metode Dan Tujuannya

Pengertian Mujadalah serta Metode dan Tujuannya. Dalam Al-qur’an menggariskan bahwa salah satu pendekatan dakwah yaitu dengan memakai metode mujadalah yang lebih baik. Nah Apa yang dimaksud dengan Mujadalah..? Berikut yaitu klarifikasi seputar pengertian Mujadalah, Metode dan Teknik Mujadalah serta Tujuan mujadalah.

Definisi Mujadalah

Menurut Husayn Yusuf mengungkapkan arti mujadalah dengan al-Munaqasyah waalukhasyamah, yakni meminta klarifikasi terhadap suatu persoalan dengan secukupnya dan memenangkan perbantahan dengan argumentasi. Perdebatan selalu memakai cara yang lebih tegas, alasannya yaitu targetnya yaitu memperoleh menang.

Menurut Ibn Sina mengartikan mujadalah dengan upaya memperoleh inovasi yang sanggup dijadikan hujjah terhadap segala sesuatu yang sedang tersebar (berkembang), sehingga saat mempersembahkan jawabanan tidak diperperihalkan.

Sementara itu Hujjat al-Islam al-Ghazaliy dalam kitab Ikhya’ ‘Ulum al-Din mengartikan mujadalah sebagai impian untuk mengalahkan dan menjatuhkan seseorang dengan sebut cela yang terdapat pada perkataannya, bahkan dengan menisbahkannya pada malu dan kebodohan. Karena itu, perdebatan sanggup untuk kebaikan dan kejahatan. Perdebatan tidak akan berakhir kecuali salah satu pihak mengakui abadiahannya.

Menurut Al-Tabataba’iy, mujadalah dengan diperselisihkan kepada tegaknya kebenaran dengan tanpa kekerasan. Melainkan dengan cara-cara yang sanggup ia terima dan atau sanggup diterima oleh pihak lainnya.

Metode dan Teknik Mujadalah

  1. Mempersiapkan pendirian dan memberikan dengan perkataan yang sebaik-baiknya dan tidak berlebihan. Menjauhkan terjadinya perdebatan yang sengit itu lebih baik dari pada ia turut terlibat di dalamnya.
  2. Berkhidmat dalam mempersembahkan jawabanan atas pertanyan-pertanyaan yaitu suatu tindakan yang bijaksana, demikian pula jawabanan yang ringkas lagi padat yang disertai dengan metode-metode tertentu yang tajam.
  3. Tidak mencampuri sesuatu yang bukan bidang spesialisasi anggota diskusi. Sekiranya terpaksa harus mencampurinya, maka perkataan hendaknya diadaptasi serta disertai dengan instruksi atau klarifikasi bahwa anda belum mempelajarinya secara detail dan mendalam.
  4. Lemah lembut dan berhati-hati, yakni menaruh perhatian dan mendengarkan sungguh-sungguh dalam sebuah diskusi biar info informasi yang dikemukakan dalam lembaga diskusi tersebut menjadi pelajaran bagi anggota diskusi, bahkan seseorang sanggup mengambil faedah dari hal tersebut.
  5. Berbudi yang baik, seperti: tidak memutus pembicaraan orang yang sedang berbicara, sebut nama orang dengan sebutan yang sebaik- baiknya dan tidak membeda-badakan antara satu dengan yang lainnya.
  6. Kesimpulan dalam diskusi (mujadalah) hendaknya berkecenderungan memperoleh hasil yang dilakukan dengan tingkatan yang paling utama. Jika melihat pembahasan atau penelitian menuju ke arah tersebut, memang hal itulah yang dikehendaki.

Tujuan mujadalah

  1. Tujuan mujadalah pada khususnya ialah berusaha untuk menghindarkan aneka macam malapetaka yang akan menimpa pada seseorang atau kaum tertentu.
  2. Diharapkan sanggup menyadarkan hati membangunkan jiwa dan menerangi logika pikiran, ini ialah penolakan bagi orang yang enggan melaksanakan perdebatan dalam agama.
  3. Untuk menangkal dan menolak dengan cara-cara yang paling baik terhadap orang-orang menentang dan melawan dakwah, terutama saat berhadapan dengan lawan-lawan yang memakai cara-cara kebatilan untuk mematahkan dan menghancurkan dakwah.

0 komentar

Posting Komentar