Selasa, 20 Februari 2018

Basil Listeria

Bakteri Listeria. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr. H. M. Subuh, MPPM, diberikut Bakteri Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) diklasifikasikan sebagai basil gram-positif, dan bergerak memakai flagella. Penelitian mengatakan bahwa 1-10% insan mungkin mempunyai L. monocytogenes  di dalam ususnya. Bakteri ini juga sudah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik binatang piaraan maupun binatang liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang.

 Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI  Bakteri Listeria

Bakteri ini terdistribusi luas dilingkungan, sanggup ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibentuk dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya menyerupai feses ternak, terperinci dr. Subuh.

Baca Juga Virus Zika

Sebagai basil yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap gerah, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan sanggup tetap tumbuh pada suhu 4oC, khususnya pada kuliner yang disimpan di lemari pendingin. Bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm, yakni terbentuknya lapisan lendir pada permukaan makanan.

Listeria monocytogenes ialah suatu basil yang sanggup mengakibatkan bisul fokus dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan badan yang lemah. Orang sehat juga sanggup terinfeksi basil Listeria, dengan tanda-tanda jangka pendek yang muncul menyerupai demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis ialah nama penyakit yang disebabkan oleh basil L. monocytogenes. Infeksi Listeria sanggup mengakibatkan keguguran pada perempuan hamil, ujar dr. Subuh. monocytogenes ialah salah satu penyebab penyakit yang fokus dengan tingkat kematian  sekitar 20-30 persen. Tingkat janjkematian di antara bayi yang gres lahir yang terinfeksi L. monocytogenes ialah 25-50 persen.

Baca Juga Virus MERS

Di Spanyol, kasus listeriosis pada insan jarang terjadi, sekitar 1 kasus per 100.000 penduduk. Tahun 1981 di Kanada, pernah terjadi wabah listeriosis yang mengakibatkan janjkematian beberapa domba jawaban memakan kubis yang terkotori L. monocytogenes. Dua tahun kemudian, lebih kurang 14 orang meninggal dunia dari sejumlah 49 orang yang dirawat di rumah sakit di Massachusetts dengan tanda-tanda klinis berupa septikemia dan meningitis lantaran mengkonsumsi susu pasteurisasi yang terkontaminasi. Tahun 1985, terjadi wabah listeriosis di Los Angeles dan California. Dilaporkan sejumlah 29 orang meninggal jawaban mengkonsumsi keju yang terkontaminasi. Selanjutnya, antara tahun 1991-2002 di Eropa juga pernah dilaporkan 19 kasus listeriosis invasif. Kasus Listeriosis juga dilaporkan 9 negara lainnya  dengan  total  wabah  listeriosis  sebanyak  526 kasus. Sejak    tahun 1998, Perancis sudah membuatkan sistem untuk melakukan aktivitas monitoring listeriosis pada insan dan dilakukan pemeriksaan pada sumber foodborne listeriosis.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa sudah terjadi sekitar 1600 kasus dengan 260 janjkematian lantaran listeriosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Data tahun 2013 sebut bahwa rata-rata bencana listeriosis di Amerika Serikat setiap tahunnya ialah 0,26 kasus per 100.000 penduduk. Trend bencana listeriosis dibandingkan dengan 1996-1998, bencana listeriosis sudah menurun sekitar 42% tahun 2012. Wabah listeriosis terbesar dalam sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1 keguguran pada penduduk di 28 negara serpihan yang mana wabah dikaitkan dengan konsumsi blewah dari sebuah pertanian.

Gejala Listeriosis Gejala Listeriosis sanggup muncul kapan saja antara 3-70 hari pasca bisul basil Listeria, rata-rata biasanya sekitar 21 hari. Gejala umumnya, yaitu demam, nyeri otot, disertai mual atau diare (kurang umum). Jika bisul menyebar ke sistem saraf sentra (SSP), tanda-tanda sanggup mencakup beberapa aspek sakit kepala, kaku pada leher, bingung, kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang.

Bagi mereka yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah, basil Listeria sanggup menyerang sistem saraf sentra dan mengakibatkan meningitis atau bisul otak, tutur dr. Subuh. Pada perempuan hamil yang terinfeksi, muncul tanda-tanda menyerupai flu enteng. Namun, bisul selama kehamilan sanggup mengakibatkan keguguran, bisul pada bayi yang gres lahir, atau bayi lahir mati. Gejala juga biasanya muncul pada bayi gres lahir di ahad pertama kehidupan, tetapi juga sanggup terjadi di lalu hari. Gejala pada bayi gres lahir sering tidak terlihat, namun sanggup berupa tanda menyerupai lekas marah, demam, dan tidak mau makan.

Sumber penularan L. monocytogenes sanggup terjadi pada beberapa aspek mulai dari pemilihan makanan, pengolahan, sampai penyajian. Pada pemilihan kuliner penularan biasanya terjadi pada produk menyerupai susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, tiruana jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Pada ketika pengolahan makanan, juga sanggup terjadi penularan jikalau memakai alat masak yang sudah terkotori L. monocytogenes.

Selain itu, bayi sanggup lahir dengan Listeria jikalau ibu hamil memakan kuliner yang terkotori basil selama kehamilan, ujar dr. Subuh. Populasi yang rentan terinfeksi listeriosis, yaitu perempuan hamil atau janin dalam kandungan; bisul perinatal yaitu sesaat sebelum dan sehabis kelahiran; neonatal yaitu sehabis kelahiran; orang yang system kekebalannya lemah lantaran perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan sehabis pencangkokan serpihan tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh); orang dengan HIV-AIDS (ODHA); pasien kanker, terutama pasien leukemia; serta beberapa dilaporkan meskipun jarang pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati (cirrhotic), asma, dan radang kronis pada usus besar (ulcerative colitis); orang-orang bau tanah (status imun mulai menurun); beberapa laporan mengatakan bahwa orang normal yang sehat juga sanggup menjadi rentan, walaupun penerapan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh.

Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, mengatakan bahwa orang sehat sanggup terjangkit penyakit ini, terutama bila kuliner terkotori organisme ini dalam jumlah besar, imbuh dr. Subuh.

Diagnosis dan Pencegahan Listeriosis spesialuntuk sanggup didiagnosis secara niscaya dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang belakang, atau kotoran (susah dilakukan dan terbatas kegunaannya). Untuk pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan semoga terhindar dari bisul basil Listeria, yaitu:
  1. Bilas materi mentah dengan air mengalir, menyerupai buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jikalau hasil tersebut sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih lampau;
  2. Menggosok produk hasil pertanian, menyerupai melon dan mentimun, dengan memakai sikat membersihkan sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain membersihkan atau kertas;
  3. Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, kuliner matang, dan kuliner siap-saji;
  4. Cuci peralatan masak, berupa alat atau bantalan pemotong, yang sudah dipakai untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum dipakai pada produk kuliner lainnya; serta
  5. Cuci tangan memakai sabun sebelum mengolah makanan, dan ketika akan makan.
Pencegahan secara total mungkin tidak sanggup dilakukan, namun kuliner yang dimasak, digerahkan dan disimpan dengan benar umumnya kondusif dikonsumsi lantaran basil ini akan mati pada temperatur 75C,

Sumber:
http://www.depkes.go.id

0 komentar

Posting Komentar