Kamis, 02 Agustus 2018

Pengertian Asupan Makanan Dan Faktor Yang Mempengaruhinya

Pengertian Asupan Makanan Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Makanan terdiri dari majemuk zat kimia. Beberapa zat dikenal sebagai nutrien dan terdapat banyak zat lain, terutama dalam materi masakan nabati. Zat ini memacu pertumbuhan tanaman, melindunginya dari pemangsa dan memperbaiki penampilan atau menambah aromanya.

Pengertian Asupan Makanan Dan Faktor Yang Mempengaruhinya Pengertian Asupan Makanan Dan Faktor Yang Mempengaruhinya


Definisi Asupan Makanan

Asupan masakan yaitu Segala jenis masakan dan minuman yang dikonsumsi badan setiap hari. Umumnya asupan masakan di pelajari untuk di hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Informasi ini sanggup dipakai untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya untuk menyusun hidangan atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya insan (SDM), mulai dari keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui asupan masakan suatu kelompok masyarakat atau individu ialah salah satu cara untuk menduga keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu bersangkutan.

Secara Umum Asupan masakan yaitu info ihwal jumlah dan jenis masakan yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dari asupan masakan diperoleh zat gizi esensial yang diperlukan badan untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik.

Malnutrisi bekerjasama dengan gangguan gizi, yang sanggup diakibatkan oleh pemasukan masakan yang tidak adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi, atau kelebihan makan. Kekurangan gizi ialah tipe dari malnutrisi. Asupan makan yang dikonsumsi kemudian akan menghasilkan dampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan anak yang sanggup dilihat dari status gizinya.

Faktor yang Mempengaruhi Asupan Makan

Faktor Internal
  1. Nafsu Makan. Balita sakit memiliki nafsu makan yang kurang, walaupun nafsu makan berkurang dan tidak menentu balita akan menikmati masakan yang di hidangkan secara menarikdanunik dalam suasana yang sangat bahagia.
  2. Kebiasaan Makan. Kebiasaan makan balita yaitu konsumer pasif. Artinya, ia lebih banyak mengonsumsi masakan yang sudah kita pilihkan. Bila asupan zat gizi tertentu yang tidak adekuat dan berlebih atau tidak seimbang sanggup menimbulkan kondisi kesehatan yang jelek (morbiditas) dan mungkin janjkematian (mortalitas).
  3. Rasa Bosan. Rasa tidak senang, takut alasannya yaitu sakit, ketidakbebasan bergerak alasannya yaitu adanya penyakit sanggup menjadikan rasa bosan dan rasa putus asa. Manisfestasi dari rasa bosan ini yaitu hilangnya nafsu makan.
  4. Psikologis. Balita sakit harus menjalani kehidupan yang tidak sama dengan apa yang dialaminya sehari-hari di rumahnya. Apa yang di makan, dimana ia makan, bagaimana masakan disajikan dan dengan siapa ia makan, sangat tidak sama dengan yang sudah menjadi kebiasaan hidupnya.
  5. Penyakit. Keadaan penyakit yang dicerminkan oleh konsistensi diet yang didiberikan, memiliki arti tersendiri dan akan membawa kebahagiaan atau rasa cemas pada diri balita sakit dan keluarganya.

Faktor Eksternal
  1. Cita rasa. Cita rasa suatu masakan sanggup diketahui dari basi dan rasa masakan itu sendiri. Bau dan rasa masakan sangat memilih selera makan seseorang dalam hal ini pasien.
  2. Penampilan. Penampilan masakan terdiri dari warna masakan tekstur makanan, dan besar porsi.
  3. Waktu makan. Waktu makan yang tidak sama dengan kebiasaan makan pasien mensugesti asupan makan pasien.
  4. Sikap petugas. Petugas yang bertugas merawat orang sakit harus sanggup mempersembahkan klarifikasi guna mengurangi tekanan psikologis yang timbul, baik dari diri orang sakit maupun keluarga
  5. Alat saji makanan. Alat saji masakan yang di gunakan untuk menyajikan masakan harus di pilih sedemikian rupa sehingga menjadikan kesan menarikdanunik dan rasa senang pada orang sakit.
  6. Lingkungan. Dirawat di rumah sakit berarti memisahkan balita sakit dari kebiasaan hidup sehari-hari dan memasuki lingkunan yang masih asing, termasuk orang-orang yang mengelilinginya yaitu dokter, perawat dan orang-orang lain yang selalu berada disekelilingnya.
referensi:
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Naskah Akademik Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Bina Gizi, Jakarta 2013

0 komentar

Posting Komentar