Pengertian Masyarakat Madani Serta Ciri dan Karakteristik. Masyarakat madani ialah model masyarakat kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad selepas hijrah ke Madinah. Dunia mengakuinya sebagai model masyarakat yang paling maju pada ketika itu. Pola masyarakat madani oleh orang barat sekarang disepadankan dengan civil society yang dipandang modern oleh mereka. Konsep masyarakat madani ialah konsep yang bersifat universal, sehingga perlu penyesuaian dan disosialisasikan apabila konsep ini akan diwujudkan di Indonesia, sebab konsep masyarakat madani lahir dari masyarakat asing. Berikut ialah klarifikasi seputar pengertian masyarakat madani, ciri-ciri masyarakat madani dan karakteristik masyarakat madani.
Menurut Dawam Raharjo pengertian masyarakat madani ialah mengacu kepada integrasi umat atau masyarakat, citra itu contohnya terlihat melalui wujud NU dan Muhammadiyah. Dalam konteks ini masyarakat madani lebih mengacu pada penciptaan peradaban yang mengacu kepada al-Din, al-Tamaddun atau al-madinah yang secara harfiah berarti kota, dengan demikian konsep masyarakat madani mengandung tiga hal yaitu agama sebagai sumbernya, peradaban sebagai prosesnya, dan masyarakat kota atau perkumpulan sebagai hasilnya. Meskipun demikian akan timbul interpretasi tidak sama kalau konsep itu diartikan luas sebagai masyarakat utama atau unggul (al-Khair al-ummah) yang sanggup berarti masyarakat madani dan sanggup pula berarti Negara.
Menurut Suseno bahwa masyarakat madani pada hakekatnya ialah kehidupan masyarakat diluar lingkungan primordial menyerupai keluarga atau kenalan langsung yang diminati secara langsung yang tidak ditentukan dan diadakan oleh Negara yang berkembang berdasarkan di namikanya sendiri dan produk dari perkembangan masyarakat tradisional menuju masyarakat paska tradisional atau modern.
Menurut Anwar Ibrahim pengertian masyarakat madani ialah sistem sosial yang rindang yang di asaskan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan masyarakat. Penerjemahan civil society menjadi masyarakat madani didasari oleh konsep kota Ilahi, kota peradaban atau masyarakat kota dan di sisi lain pemaknaan itu juga dilandasi oleh konsep al-Mujtama’ al-Madani yang dikenalkan oleh Naqwib al-Attas.
Definisi Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani sering diartikan sebagai terjemahan dari civil society, dimana sistem sosial yang ada dalam masyarakat madani diambil dari sejarah Nabi Muhammad sebagai pemimpin ketika itu yang membangun peradaban tinggi dengan mendirikan Negara-Kota Madinah dan meletakkan dasar-dasar masyarakat madani dengan menggariskan ketentuan untuk hidup bersama dalam suatu dokumen yang di kenal dengan Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah) Idealisasi tatanan masyarakat Madinah ini didasarkan pada keberhasilan Nabi dalam mempraktekkan dan mewujudkan nilai-nilai keadilan, ekualitas, kebebasan, penegakan aturan dan jaminan terhadap kesejahteraan bagi tiruana warag serta derma terhadap kaum yang lemah dan kelompok minoritas, walupun eksistensi masyarakat madani spesialuntuk sebentar tetapi secara historis mempersembahkan makna yang penting sebagai pola bagi perwujudan masyarakat yang ideal di kemudian hari untuk membangun tatanan kehidupan yang sama, maka dari itu tatanan masyarakat Madinah yang sudah dibangun oleh Nabi secara kualitatif dipandang oleh sebagian intelektual muslim sejajar dengan konsep civil society.Menurut Dawam Raharjo pengertian masyarakat madani ialah mengacu kepada integrasi umat atau masyarakat, citra itu contohnya terlihat melalui wujud NU dan Muhammadiyah. Dalam konteks ini masyarakat madani lebih mengacu pada penciptaan peradaban yang mengacu kepada al-Din, al-Tamaddun atau al-madinah yang secara harfiah berarti kota, dengan demikian konsep masyarakat madani mengandung tiga hal yaitu agama sebagai sumbernya, peradaban sebagai prosesnya, dan masyarakat kota atau perkumpulan sebagai hasilnya. Meskipun demikian akan timbul interpretasi tidak sama kalau konsep itu diartikan luas sebagai masyarakat utama atau unggul (al-Khair al-ummah) yang sanggup berarti masyarakat madani dan sanggup pula berarti Negara.
Menurut Suseno bahwa masyarakat madani pada hakekatnya ialah kehidupan masyarakat diluar lingkungan primordial menyerupai keluarga atau kenalan langsung yang diminati secara langsung yang tidak ditentukan dan diadakan oleh Negara yang berkembang berdasarkan di namikanya sendiri dan produk dari perkembangan masyarakat tradisional menuju masyarakat paska tradisional atau modern.
Menurut Anwar Ibrahim pengertian masyarakat madani ialah sistem sosial yang rindang yang di asaskan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan masyarakat. Penerjemahan civil society menjadi masyarakat madani didasari oleh konsep kota Ilahi, kota peradaban atau masyarakat kota dan di sisi lain pemaknaan itu juga dilandasi oleh konsep al-Mujtama’ al-Madani yang dikenalkan oleh Naqwib al-Attas.
Ciri-Ciri Masyarakat Madani
Secara umum masyarakat madani sanggup diartikan sebagai suatu masyarakat atau institusi yang memiliki ciri-ciri antara lain :- Kemandirian,
- toleransi,
- keswadayaan,
- kerelaan menolong satu sama lain dan menjujung tinggi norma dan etika yang sudah disahkan bersama-sama.
Karakteristik Masyarakat Madani
- Masyarakat yang mengakui hakikat kemanusiaan yang bukan sekedar mengisi kebutuhannya untuk hidup (proses humanisasi) tetapi untuk eksis sebagai manusia.
- Pengakuan hidup bersama insan sebagai mahluk sosial melalui masukana Negara. Negara menjamin dan membuka peluang aman supaya para anggotanya sanggup berkembang untuk merealisasikan dirinya dalam tatanan vertikal (antara insan dengan Tuhan) atau tatanan horizontal (manusia dengan manusia). Interaksi kedua tatanan tersebut penting sebab tanpa orientasi kepada Tuhan maka tatanan kehidupan bersama tidak bermakna. Tuhan ialah sumber nilai yang mengatur keseluruhan kehidupan manusia.
- Manusia yang mengakui karakteristik tersebut dan mengakui hak asasi insan dalam kehidupan yang demokratis ialah yang disebut maakurakat madani (civil society)
0 komentar
Posting Komentar