Rabu, 12 September 2018

Pengertian Calonarang Teater Tradisional Bali

Pengertian Teater Tradisional Calonarang. Teater Calonarang diduga muncul pada tahun 1825 pada zaman kerajaan Klungkung. Teater ini mempunyai perpaduan dari 3 unsur penting yakni, Bebarongan, Rangda, Celuluk, Condong, Putri, Patih Manis, Patih Keras, Palegongan yang di wakili oleh sisiya-sisiya (anakdidik-anakdidik). 

Bentuk-bentuk seni pertunjukan yang ada saat itu biasa dilakukan bersahabat kuburan (Pura Dalem) dan arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi (tratidakboleh atau tingga) dan pohon pepaya. Kemudian beberapa penari perlu menerima tunjangan khusus dari leyak dan penari Pandung juga perlu mejalani upacara penyucian sebelum pertunjukan. Pada puncak pertempuran, Pandung berusaha membunuh Rangda, tetapi gagal sebab kekuatan magis topeng Rangda dan penari yang memakainya.

Pada tahun 1931, Antonin Artaud, seorang dramawan terkemuka Prancis sempat sangat terpesona dengan drama tari Calonarang. Karena saat itu, Artaud dan para pekerja seni pertunjukkan di Eropa sempat digemparkan pementasan Calonarang oleh para seniman Bali yang dipimpin oleh Cokorda Gede Raka Sukawati di arena Paris Colonial Exhibition. Sampai-sampai karya Artaud menyerupai No More Master Sieces dan The Theatre and Palgue dikenal kental bernuansa drama tari Calonarang. Meskipun zaman sudah berubah, akan tetapi pertunjukkan drama tari Calonarang masih tetap menjadi pertunjukkan hiburan yang sangat disukai wisatawan.

Definisi Teater Tradisional Calonarang

Calonarang yaitu ialah sebuah dramatari yang identik dengan drama ilmu sihir, ilmu hitam, maupun ilmu putih yang dikenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Pguangen yang dibuat dari perpaduan unsur Pagambuhan, Pearjaan dan Bebarongan. Pada umumnya lakon yang ditampilkan berakar dari dongeng Calonarang, sebuah dongeng semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa Timur) pada kala ke IX.

Fungsi Teater Tradisional Calonarang

  1. Sebagai pemikiran upacara penyucian (ruwetan) atau program pengusir mala petaka.
  2. Sebagai hiburan, bagi masyarakat dikarenakan di dalamnya terdapat berbagaimacam pesan sosial akan kehidupan.

Unsur-unsur teater tradisional Calonarang

  1. Babarongan yang diwakili Barong Ket, Rangda dan Celuluk;
  2. Unsur Pagambuhan diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras (Pandu); dan
  3. Unsur Palegongan yang diwakili oleh Sisiya-sisiya (Murid). Pertunjukan ini biasanya ditampilkkan oleh seorang Balian (Dukun) yang mempunyai kesaktian tinggi. 

Inti dari pertunjukkan ini yaitu memanggil leak disekitar daerah pertunjukan untuk diadu kekuatannya. Jika Balian kalah, maka Balian tersebut akan mati, namun kalau Balian tersebut menang maka kemampuannya akan diakui oleh orang lain. Pertunjukan ini dimulai pada tengah malam dan penonton yang menyaksikan dihentikan meninggalkan daerah pertunjukan hingga pertunjukan selesai, sebab kalau nekat meninggalkan daerah pertunjukan maka orang tersebut akan diganggu oleh leak.

Sumber
http://www.academia.edu/8723815/Teater_Tradisional_Bali

0 komentar

Posting Komentar