Jumat, 14 Desember 2018

Ilmu Serta Ciri Dan Syaratnya

“Tuntutlah Ilmu hingga ke negeri Cina” begitu kata petuah Arab. Jauh sebelum aliran Islam diturunkan Allah SWT, bangsa Cina memang sudah mencapai peradaban yang amat tinggi. Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai bermacam-macam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban.

Tak bisa dipungkiri bahwa umat Islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini. Beberapa misalnya antara lain, ilmu ketabiban, kertas, serta abu mesiu. Kehebatan dan tingginya peradaban masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M.

Definisi Ilmu
  1. Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu  (alima, ya’lamu, ‘ilman) yang berarti mengerti, memahami benar-benar.
  2. Ilmu dari segi Istilah ialah Segala pengetahuan atau kebenaran ihwal sesuatu yang hadir dari Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya dan alam ciptaanNya termasuk insan yang mempunyai aspek lahiriah dan batiniah.
  3. Ilmu dalam bahasa Inggris disebut science, sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam engkaus bahasa Indonesia yakni pengetahuan ihwal suatu bidang yang disusun secara bersistem berdasarkan metode-metode tertentu, yang sanggup dipakai untuk menerangkan tanda-tanda gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
  4. Menurut Wikipedia Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan yakni seluruh perjuangan sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman insan dari banyak sekali segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi semoga dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu mempersembahkan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ciri utama ilmu berdasarkan terminologi
  1. Ilmu yakni sebagian pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, sanggup diukur dan dibuktikan.
  2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu membuktikan seluruh kesatuan wangsit yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis.
  3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing daypikir perorangan, lantaran ilmu sanggup memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
  4. Yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu yakni wangsit bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti intinya harus terbuka kepada tiruana pencari ilmu.
  5. Ilmu menuntut pengalaman dan berpikir metodis.
  6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya.
Syarat-syarat ilmu
  1. Objektif. Ilmu harus mempunyai objek kajian yang terdiri dari satu golongan duduk kasus yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya sanggup bersifat ada, atau mungkin ada lantaran masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari yakni kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran adil; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
  2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang dipakai dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
  3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menerangkan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan bisa menerangkan rangkaian lantaran tanggapan menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian lantaran tanggapan ialah syarat ilmu yang ketiga.
  4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai yakni kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). misal: tiruana segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal ialah syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya tidak sama dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya yakni tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

0 komentar

Posting Komentar