Kamis, 27 September 2018

Pengertian Pluralisme Agama Dan Tujuannya

Pengertian Pluralisme agama dan Tujuannya. Pluralisme agama didasarkan pada satu perkiraan bahwa tiruana agama jalan yang sama-sama menuju Tuhan yang sama. Kaprikornus berdasarkan paham ini tiruana agama yaitu jalan yang bebeda-beda menuju Tuhan yang sama. Yang melatar belakangi kemunculan pluralisme memang tidak terlalu jauh mengulas ihwal keguakaragaman dan konflik internal agama.

Defnisi Pluralisme agama

Pengertian Pluralisme agama yaitu suatu paham yang mengabarkan bahwa tiruana agama sama. kebenaran setiap agama relativ. Dalam paham Pluralisme setiap pemeluk agama dihentikan mengklaim bahwa agamanya yang benar sedangkan agama yang lain salah.

Pada 28 Juli 2005 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan Fatwa melarang paham pluralisme dalam agama Islam. Dalam Fatwa tersebut. Pluralisme didefiniskan sebagai "Suatu paham yang mengajarkan bahwa tiruana agama yaitu sama dan risikonya kebenaran setiap agama yaitu relatif; oleh alasannya yaitu itu, setiap pemeluk agama dihentikan mengklaim bahwa spesialuntuk agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa tiruana pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga".

Pluralisme agama yaitu suatu perilaku membangun tidak saja kesadaran normatif teologis tetapi juga kesadaran sosial, di mana kita hidup di tengah masyarakat yang plural dari segi agama, budaya, etnis, dan aneka macam keragaman sosial lainnya. Selain itu, pluralisme agama juga harus dipahami sebagai pertalian sejati dalam kebhinekaan.

Secara umum pluralisme agama ialah sunnatullah yang tidak akan sanggup dirubah atau diingkari. Karenanya pluralisme harus diamalkan berupa perilaku saling mengerti, memahami, dan menghormati antar umat beragama guna tercapainya kerukunan umat beragama dan terjalin pertalian sejati kebhinekaan.

Seperti dikutip dari wikipedai. Pluralisme agama yaitu sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang tidak sama, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:
  • Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang khusus bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun sanggup ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
  • Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama mempunyai klaim-klaim kebenaran yang khusus sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama.
  • Kadang-kadang juga dipakai sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau aneka macam denominasi dalam satu agama.
  • Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang ialah prasyarat untuk koeksistensi serasi antara aneka macam pemeluk agama ataupun denominasi yang tidak sama-beda.

Menurut Nurcholis Madjid. Pluralisme agama sanggup diambil melalui tiga perilaku agama:
  1. Sikap khusus dalam melihat agama lain. Sikap ini memandang agama-agama lain yaitu jalan yang salah. yang menyesatkan umat
  2. Sikap inklusif. Sikap ini memandang agama-agama lain yaitu bentuk implisit agama kita.
  3. Sikap Pluralis. Sikap ini sanggup terekspresikan dalam macam-macam rumusan contohnya agama-agama lain yaitu jalan yang sama-sama sah untuk mencapai kebenaran yang sama. agama agama lain berbicara secara tidak sama tetapi ialah kebenaran yang sama sah atau setiap agama mengekspresikan bab penting bagi sebuah kebenaran.

Tujuan Pluralisme agama

Menurut Nurcholis Madjid menyampaikan bahwa pluralisme bertujuan mendekonstruksi absolutisme, menegaskan relativisme dan membumikan toleransi setiap perbedaan, heterogenitas dan kemajemukan bukan spesialuntuk dianggap sebagai fakta yang harus diakui, tetapi kemajemukan dilihat dan diperlakukan sebagai bentuk positivisme, bukan negativisme.

Tujuan pluralisme agama yaitu pluralisme sebagai alat untuk penyatu dan perekat suatu negara, baik itu dari golongan bawah, menengah maupun golongan atas. Di samping itu seorang pluralis yang mengusung pluralisme dengan cara-cara pluralisasinya harus mengakui dan menjaga adanya perbedaan, kemajemukan, dan heterogenitas ini untuk dijadikan hal yang bermanfaa.
.

0 komentar

Posting Komentar