Kamis, 20 Desember 2018

Guru

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi akseptor didik.

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 ihwal Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, terkena ketentuan umum butir 6, pendidik ialah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. melaluiataubersamaini kata lain, sanggup dikatakan bahwa guru ialah pendidik.

Menurut UU no. 14 tahun 2005 “ Guru ialah pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi akseptor didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377), yang dimaksud dengan guru ialah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian guru berdasarkan KBBI di atas, masih sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang sebenarnya, sehingga untuk memperjelas citra ihwal seorang guru diharapkan definisi-definisi lain.

Menurut Suparlan dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Efektifi, mengungkapkan hal yang tidak sama ihwal pengertian guru. Menurut Suparlan (2008: 12), guru sanggup diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam tiruana aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun, Suparlan (2008: 13) juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru ialah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar.

Arti umum
Guru ialah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru mirip ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang gres sanggup juga dianggap seorang guru.

Arti khusus
Dalam agama Hindu, guru ialah simbol bagi suatu daerah suci yang meliputi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru ialah pemandu spiritual atau kejiwaan anakdidik-anakdidiknya. Dalam agama Buddha, guru ialah orang yang memandu anakdidiknya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Dalam agama Sikh, guru mempunyai makna yang mirip dengan agama Hindu dan Buddha, namun posisinya lebih penting lagi lantaran salah satu inti anutan agama Sikh ialah kepercayaan terhadap anutan sepuluh guru Sikh. Hanya ada sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev ialah pendiri agama ini. Orang India, China, Mesir, dan Israel mendapatkan pengajaran dari guru yang ialah seorang imam atau nabi. Oleh lantaran itu seorang guru sangat dihormati dan populer di masyarakat serta menganggap guru sebagai pembimbing untuk menerima keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang renta mereka.

Peran Guru 
Para pakar pendidikan di Barat sudah melaksanakan penelitian ihwal kiprah guru yang harus dilakoni. Peran guru yang bermacam-macam sudah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut ialah sebagai diberikut :
  1. Guru Sebagai Pendidik, Guru ialah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para akseptor didik, dan lingkungannya. Oleh lantaran itu, guru harus mempunyai standar kualitas tertentu, yang meliputi beberapa aspek tanggung jawaban, wibawa, berdikari dan disiplin.
  2. Guru Sebagai Pengajar, Kegiatan berguru akseptor didik dipengaruhi oleh aneka macam factor, mirip motivasi, kematangan, korelasi akseptor didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa kondusif dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran akseptor didik sanggup berguru dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi terang bagi akseptor didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memdiberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji bahan standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memdiberikan nada perasaan. Agar pembelajaran mempunyai kekuatan yang terbaik, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang sudah dimilikinya saat mempelajari bahan standar.
  3. Guru Sebagai Pembimbing, Guru sanggup diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawaban atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak spesialuntuk menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, etika dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
  4. Guru Sebagai Pelatih, Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan tes keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, lantaran tanpa tes tidak akan bisa memberikan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan andal dalam aneka macam keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bahan standar.
  5. Guru Sebagai Penasehat, Guru ialah seorang penasehat bagi akseptor didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak mempunyai tes khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak sanggup berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru sanggup menyadari kiprahnya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
  6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), Guru menerjemahkan pengalaman yang sudah kemudian ke dalam kehidupan yang bermakna bagi akseptor didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang renta mempunyai arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang akseptor didik yang berguru sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman insan yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru ialah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh akseptor didik. Sebagai jembatan antara generasi renta dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi langsung yang terdidik.
  7. Guru Sebagai Model dan Teladan, Guru ialah model atau teladan bagi para akseptor didik dan tiruana orang yang menganggap beliau sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa kiprah ini tidak praktis untuk diperihal, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja langsung dan apa yang dilakukan guru akan menerima sorotan akseptor didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum sikap guru sangat mempengaruhi akseptor didik, tetapi akseptor didik harus berani membuatkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik ialah yang menyadari kesentidakboleh antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan saat memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
  8. Guru Sebagai Pribadi, Guru harus mempunyai kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan ialah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan contoh hidupnya bisa ditiru atau diteladani.  Jika ada nilai yang berperihalan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi akseptor didik. Guru perlu juga mempunyai kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui acara olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, lantaran jikalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
  9. Guru Sebagai Peneliti, Pembelajaran ialah seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diharapkan aneka macam penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh lantaran itu guru ialah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan belum sempurnanyanya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang sudah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.
  10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas, Kreativitas ialah hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan memberikan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas ialah sesuatu yang bersifat universal dan ialah cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya acara membuat sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk membuat sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani akseptor didik, sehingga akseptor didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melaksanakan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas memberikan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru kini lebih baik dari yang sudah dikerjakan sebelumnya.
  11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan, Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan aneka macam kisah dan peristiwa, mulai dari kisah kasatmata hingga yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempersembahkan dan memelihara pandangan ihwal keagungan kepada pesarta didiknya. Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan akseptor didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
  12. Guru Sebagai Pekerja Rutin, Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta acara rutin yang amat diharapkan dan seringkali memberatkan. Jika acara tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada tiruana peranannya.
  13. Guru Sebagai Pemindah Kemah, Hidup ini selalu berubah dan guru ialah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan memmenolong akseptor didik dalam meninggalkan hal usang menuju sesuatu yang gres yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui dilema akseptor didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta memmenolong menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara gres yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaa dan tidak bermanfaa bagi akseptor didiknya.
  14. Guru Sebagai Pembawa Cerita, Sudah menjadi sifat insan untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berafiliasi dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi insan spesialuntuk muncul dalam lingkungannya dan berafiliasi dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk memberikan cerita-cerita ihwal kehidupan, lantaran ia tahu sepenuhnya bahwa kisah itu sangat bermanfaa bagi manusia. Cerita ialah cermin yang manis dan ialah tongkat pengukur. melaluiataubersamaini kisah insan bisa mengamati bagaimana memecahkan dilema yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diharapkan oleh insan lain, yang bisa diubahsuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari kisah untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa menhadir.
  15. Guru Sebagai Aktor, Sebagai seorang aktor, guru melaksanakan penelitian tidak terbatas pada bahan yang harus ditransferkan, melainkan juga ihwal kepribadian insan sehingga bisa memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga sanggup dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa dedikasi dan ide yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar.
  16. Guru Sebagai Emansipator, melaluiataubersamaini kecerdikannya, guru bisa memahami potensi akseptor didik, menghormati setiap insgua dan menyadari bahwa kebanyakan insan ialah “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, ratifikasi dan dorongan seringkali membebaskan akseptor didik dari “self image” yang tidak sangat bahagia, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru sudah melaksanakan kiprah sebagai emansipator saat akseptor didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami aneka macam kesusahan dibangkitkan kembali menjadi langsung yang percaya diri.
  17. Guru Sebagai Evaluator, Evaluasi atau penilaian ialah aspek pembelajaran yang paling kompleks, lantaran melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berafiliasi dengan konteks yang hampir mustahil sanggup dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan mekanisme yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan adil.
  18. Guru Sebagai Pengawet,Salah satu kiprah guru ialah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi diberikutnya, lantaran hasil karya insan terlampau masih banyak yang bermakna bagi kehidupan insan kini maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang sudah dicapai insan terlampau ialah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.
  19. Guru Sebagai Kulminator, Guru ialah orang yang mengarahkan proses berguru secara sedikit demi sedikit dari pertama hingga final (kulminasi). melaluiataubersamaini rancangannya akseptor didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap akseptor didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini kiprah kulminator terpadu dengan kiprah sebagai evaluator. Guru sejatinya ialah seorang langsung yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta bisa mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada anakdidiknya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Guru
http://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/peran-guru-dalam-pembelajaran/

0 komentar

Posting Komentar