Rabu, 12 Desember 2018

Paskibraka Lambang Dan Sejarahnya

@ Arti lambang paskibraka, Bentuk Lambang dari Purna paskibraka Indonesia yakni bunga teratai Antara lain
  1. Tiga helai daun yang tumbuh ke atas yang artinya paskibraka harus belajar, bekerja, dan berbakti
  2. Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping yang artinya seorang pakibra harus aktif, disiplin, dan bergembira


Lambang Paskibraka dan Artinya bahwa anggota paskibraka mempunyai jiwa yang sangat mulia. dan Kenapa Paskibraka dilambangkan dengan Bunga Teratai. Karena Bunga Teratai tumbuh di lumpur dan berkembang diatas air yang bermakna bahwa anggota paskibraka yakni cowok dan pemudi yang tumbuh dari (Orang Biasa) tanah air yang sedang berkembang dan membangun.

Apa Singkatan Dari Paskibraka. Paskibraka yakni abreviasi dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan kiprah utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Walikota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara). Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Menengan Atas Sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.

Sejarah Singkat Tentang Paskibraka. Istilah Paskibraka lahir pada tahun 1946, Dimana ibukota Indonesia pada ketika itu dipindahkan ke DI Yogyakarta. Pada Saat Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada ketika itulah, mucul ilham sebaiknya Proses Pengibaran Bendera Pusaka Dilakukan Oleh Generasi Muda. Karena ilham itu mustahil terlaksana, maka dihadirkanlah lima orang pemuda-pemudi (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari aneka macam kawasan dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila.

Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Pada Saat itu Pengibaran bendera pusaka pada setiap Tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan hingga tahun 1966.

Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden ketika itu, Soekarno, untuk menangani lagi problem pengibaran bendera pusaka. melaluiataubersamaini ilham dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian membuatkan lagi gugusan pengibaran menjadi 3 kelompok melaluiataubersamaini gugusan sebagai diberikut :

Formasi khusus Paskibraka yaitu:
  1. Pasukan 17 berposisi di paling depan sebagai pemandu/pengiring dengan dipimpin oleh suatu Komandan Pleton (Danton). Pasukan 17 Ini seluruhnya ialah anggota Paskibraka.
  2. Pasukan 8 berposisi di belakang pasukan 17 sebagai pasukan inti dan pembawa bendera. Di pasukan ini terdapat 4 anggota Tentara Nasional Indonesia atau POLRI sebagai pengpertama dan 2 putri Paskibraka sebagai pembawa bendera, 3 putra Paskibraka pengibar/penurun bendera, dan 3 putri Paskibraka di saf belakang sebagai pelengkap/pagar.
  3. Pasukan 45 berposisi di belakang pasukan 8 sebagai pasukan pengpertama/pengaman dan ialah anggota dari Tentara Nasional Indonesia atau POLRI dengan senjata lengkap.
Jumlah tersebut ialah simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar spesialuntuk melibatkan putra kawasan yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melakukan kiprah pengibaran bendera pusaka. Rencana tiruanla, untuk kelompok 45 (pengpertama) akan terdiri dari para mahasiswaAKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak sanggup dilaksanakan. Usul lain memakai anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD,PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak gampang. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengpertama Presiden (PASWALPRES) yang praktis dihubungi alasannya mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka yakni para cowok utusan provinsi. Tetapi alasannya belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.

Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka yakni para dewasa siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang ialah utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang dewasa putra dan putri.

Istilah yang dipakai dari tahun 1967 hingga tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai ketika itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

Moto Paskibraka

Tidak takut salah...
Tidak takut kalah...
Tidak takut jatuh...
Tidak takut mati...

Takut mati tidakboleh hidup...
Takut hidup mati sekalian...

Kalau ada seribu, kami yakni satu....
Kalau ada seratus, kami tetap satu...
Kalau ada sepuluh, kami yakin tetap satu....
Kalau ada satu, ya itulah kami...

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Paskibraka

0 komentar

Posting Komentar