Rabu, 05 Desember 2018

Perubahan Sosial

Perubahan Sosial. Menurut oleh Salim (2002 : 5) dalam bukunya perubahan sosial adalah: ” Suatu bentuk peradaban umat insan akhir adanya eskalasi perubahan alam, biologis, fisik yang terjadi sepanjang kehidupan manusia. Perubahan sosial yang terjadi bukan lagi sanggup diantisipasi dengan pemberlakuan sebuah teori baru, tetapi dengan sebuah komitmen moral dikalangan akademisi, praktisi dan pelaksana secara simultanoes.

Perubahan sosial menjadi sebuah ketegangan akademis gres yang menampilkan perperihalan antara bentuk globalisasi dan ethnodevolopment. Model pembangunan yang berasal dari pemantapan perilaku demokrasi yang berasal dari basis kekuatan rakyat tidak sekedar menjadi retorika pembangunan, tetapi memang benar menjadi basis kebutuhan lokal yang muncul sebagai kekuatan kebudayaan. perubahan sosial bukanlah kekuatan yang saling meniadakan dan menuju kepada identitas tunggal, tetapi perubahan sosial menuju keragaman budaya dan etnis yang fundamental ”.

Berikut pandangan ihwal perubahan sosial berdasarkan Kodiran, MA faktor yang mendorong proses perubahan sosial antara lain sbb :
  1. Kontak dengan kebudayaan lain.
  2. Sistem pendidikan yang maju,
  3. Sikap menghargai hasil karya dan cita-cita untuk maju,
  4. Toleransi terhadap perbuatan menyimpang,
  5. Sistem pelapisan sosial yang terbuka,
  6. Penduduk yang heterogen.
  7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
Perubahan sosial mempunyai perspektif dengan memuat sejumlah beban, untuk mengadakan upaya integrasi sosial dalam arti luas. Perubahan yang memuat Sejumlah pilihan untuk mengedepankan kepentingan masyarakat dengan basis etnis budaya lokal dalam bentuk tali temali dengan keragaman budaya lain yang risikonya membentuk aksara masyarakat suatu negara. Negara dan bangsa bukan sesuatu yang berlebihan, apabila tidak sempurna disebut komunitas-komunitas imajiner dalam kerangka pembangunan masyarakat yang multi-etnis (Anderson,1993). Karena pada galibnya setiap etnis sanggup mengunduli diri dengan bangsa, dengan sosok ragawi, bahasa, budaya, pendek kata jati-diri khas masing-masing, sembari yakni bahwa alasannya identitas kebangsaan itu, mereka berhak membangun negara yang mandiri. Indonesia sanggup tercabik-cabik menjadi kepingan kecil, yang menjadi penderitaan politik yang berkepantidakboleh, alasannya negara Indonesia dibangun dalam model yang tak pernah final. Indonesia spesialuntuk sebuah realitas tiruan, citra ujud bayangan semata yang ialah konsep”imagined communities”. Imaginasi spesialuntuklah citra angan-angan yang senyatanya. Oleh alasannya itu menggagas Indonesia sebagai bangsa tidak pernah final alasannya Indonesia tercipta dari keragaman etnis dan budaya. Keragaman itu bukan ialah puncak – puncak tertinggi yang paling indah dalam citra pembangunan bangsa (dalam Undang-Undang Dasar 1945), tetapi juga ialah realitas kehidupan yang sangat pahit, mencakup akumulasi kemiskinan, kebodohan, terbatasnya sumberdaya, yang lalu saling tali temali membuat permadani kusut perubahan sosial di negara ini.
.

0 komentar

Posting Komentar