Jumat, 14 September 2018

Pengertian Mamanda Teater Tradisional Kalimantan Selatan

Pengertian Mamanda Teater Tradisional Kalimantan Selatan. Teater Mamanda mulai dikenal pada pertama masa kedua puluh dengan nama Badamuluk. yang dibawa rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka tahun 1897. Dulunya di Kalimantan Selatan berjulukan Komedi Indra Bangsawan. Persinggungan kesenian lokal di Banjar dengan Komedi Indra Bangsawan melahirkan bentuk kesenian gres yang disebut sebagai Ba Abdoel Moeloek atau lebih tenar dengan Badamuluk. Kesenian ini sampai ketika ini lebih dikenal dengan sebutan mamanda. Bermula dari kehadiran rombongan ningrat Malaka (1897 M) yang dipimpin oleh Encik Ibrahim dan isterinya Cik Hawa di Tanah Banjar, kesenian ini dipopulerkan dan disambut hangat oleh masyarakat Banjar. Sesudah beradaptasi, teater ini melahirkan sebuah teater gres berjulukan "Mamanda".

Pengertian Mamanda Teater Tradisional Kalimantan Selatan Pengertian Mamanda Teater Tradisional Kalimantan Selatan

Definisi Teater Mamanda

Teater Mamanda yakni ialah seni teater atau kesenian tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih menyerupai dengan Lenong dari segi kekerabatan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif memberikan komentar-komentar lucu yang disinyalir sanggup membuat suasana jadi lebih hidup.

Disinyalir istilah Mamanda dipakai alasannya di dalam lakonnya, para pemain menyerupai Wazir, Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata "mama" (mamarina) yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang berarti terhormat. Kaprikornus mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu “sapaan” kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan. 

Ada dua fatwa yang dikenal pada mamanda, yaitu mamanda Batang Banyu yang hidup di pesisir sungai kawasan Hulu Sungai yaitu di Margasari yang dikenal dengan Mamanda Periuk dan Mamanda Tubau Aliran ini hidup di kawasan Tubau, Rantau. Sering dipentaskan di kawasan daratan. Aliran ini disebut juga Mamanda Batubau. Ciri-ciri mamanda sanggup dilihat baik dari segi bahasa, simbol, humor, estetika, dan tipe cerita. Tahapan-tahapan mamanda mencakup lagu (lagu Banjar), ladon atau konon, perkenalan panganan dan pangiwa, sidang kerajaan, dan babujukan. Sejauh yang sanggup dicatat, mamanda di Kalimantan Selatan sudah eksis semenjak tahun lima puluhan sampai sekarang. Hal tersebut sanggup diketahui baik dari munculnya beberapa nama seniman (pelakon) mamanda maupun munculnya beberapa teater, sanggar, atau group mamanda di Kalimantan Selatan. Dalam rangka menyebarkan mamanda di Kalimantan Selatan, biar mamanda semakin eksis, dibutuhkan adanya tugas dari beberapa pihak, baik yang berkaitan dengan pemerintah, forum pendidikan, seniman, maupun masyarakat.

Kesenian Mamanda dalam pertunjukannya diiringi oleh musik penggiring yang berfungsi sebagai pengatur ritme akting pemain dan pergantian adegan. Alat musik yang dipakai yakni gong, biola, suling atau serunai Sebagai teater rakyat, mamanda mempunya ciri yang menempel menyerupai bersahabat dengan penonton yang diselingi humor interaktif, senantiasa ada penari terutama pada pertama permainannya dengan berlakon untuk mengantarkan atau memdiberitahukan kepada penonton sinopsis kisah yang akan dibawakan. Cerita mamanda sendiri diambil dari hikayat, legenda, fantasi (kreasi baru) wacana kehidupan di masyarakat masa kini dengan memakai obrolan bahasa kawasan Banjar dan Bahasa Indonesia.

referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Mamanda
.

0 komentar

Posting Komentar