Kamis, 27 September 2018

Pengertian Teori Organisasi Klasik

Pengertian Teori Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah forum yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta mempersembahkan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.

Dikatakan teori mesin sebab organisasi ini menganggap insan bagaikan sebuah onderdil yang setiap dikala bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.

Definisi Organisasi berdasarkan Teori Klasik

Istilah klasik dalam pengertian yang umum seringkali diartikan sebagai sesuatu yang secara tradisional sudah diterima atau sesuatu yang sudah semenjak usang cukup mapan. Jika istilah ini dikaitkan dengan teori organisasi maka artinya kurang lebih yakni sebutan untuk suatu pedoman tentang fenomena organisasi yang sudah semenjak usang mapan atau sudah menjadi tradisi yang diterima dalam kajian tentang fenomena organisasi. Kesusahan yang dijumpai jikalau istilah klasik diartikan ibarat itu yakni sukarnya menemukan titik pertama dari kajian tentang fenomena organisasi, mengingat sudah semenjak sangat usang kajian tentang organisasi ini sudah dilakukan, baik oleh para pemikir maupun para filsuf besar pada masa-masa silam.

Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi. para teoritisi klasik menekankan pentingnya rantai perintah dan penerapan disiplin, hukum dan supervisi ketat untuk mengubah organisasi-organisasi semoga beroprasi lebih efisien.

Organisasi ialah struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori organisasi klasik mempunyai perkiraan bahwa organisasi selalu mempunyai susunan yang rasional dan logis, baik secara hemat maupun pencapaian efisiensi. melaluiataubersamaini kata lain, bagi teori organisasi klasik rasionalitas, efisiensi dan laba hemat yakni tujuan organisasi. Sejalan dengan tujuan yang demikian, insan juga diasumsikan bertingkah laris atau bertindak secara rasional pula. Jika insan dipandang sebagai mahluk yang rasional maka maka akan praktis bagi pihak administrasi untuk mencapai kepentingannya, terutama peningkatan produktifitas melalui peningkatan upah dan insentif bagi pihak pekerja.

Teori Organisasi Klasik memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu himpunan metode-metode yang rasional, yang dibutuhkan dalam berbagi baik struktur maupun proses dan juga mengarahkan suatu bentuk koordinasi yang bisa mengintegrasikan hubungan-hubungan antara penggalan dari suatu organisasi.

Teori Klasik sangat meyakini bahwa jikalau metode dan pendekatan yang rasional sanggup diwujudkan maka organisasi akan sanggup berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan.

Pusat perhatian utama bagi para pemikir teori organisasi klasik ini yakni organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis. Hal ini sanggup dipahami sebab organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis itu, selain praktis dipelajari juga mengharuskan adanya proses dan struktur yang rasional untuk mencapai efisiensi. suatu ciri yang selalu terlekat pada organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis. Meskipun demikian, pada perkembangannya kemudian lingkupnya meluas pada tiruana tipe organisasi, tetapi tetap dengan esensi yang sama, yaitu menekankan segi rasionalitas dalam pelaksanaan acara organisasi.


Aliran Teori Klasik

  1. Teori Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi
  2. Teori Administrasi pribadi dari praktek administrasi memusatkan aspek makro sebuah organisasi.
  3. Teori Manajemen Ilmiah pribadi dari praktek administrasi memusatkan aspek mikro sebuah organisasi.

Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”.
.

0 komentar

Posting Komentar