Selasa, 02 Oktober 2018

Pengertian Literasi Serta Prinsip Pendidikannya

Pengertian Literasi Serta Prinsip Pendidikannya. Apa Itu Literasi ? Istilah literasi pada umumnya mengacu pada keterampilan membaca dan menulis artinya seorang literat yakni orang yang sudah menguasi keterampilan membaca dan menulis dalam suatu bahasa, namun demikian pada umumnya penguasaan keterampilan membaca seseorang itu lebih baik daripada kemampuan menulisnya, bahkan kemampuan atau keterampilan berbahasa lainya yang menlampaui kedua ketrampilan tersebut dari sudut kemudaspesialuntuk dan penguasaanya dalah kemampuan menyimak dan berbicara.

Definisi Literasi

Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem goresan pena dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Namun demikian, literasi utamanya berafiliasi dengan bahasa dan bagaimana bahasa itu digunakan.

Menurut Kern (2000) mendefinisikan istilah literasi secara komprehensif sebagai diberikut:
Literacy is the use of socially-, and historically-, and culturally-situated practices of creating and interpreting meaning through texts. It entails at least a tacit awareness of the relationships between textual conventions and their context of use and, ideally, the ability to reflect critically on those relationships. Because it is purpose-sensitive, literacy is dynamic not static and variable across and within discourse communities and cultures. It draws on a wide range of cognitive abilities, on knowledge of written and spoken language, on knowledge of genres, and on cultural knowledge. (Literasi yakni penerapan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam membuat dan menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah kepekaan yang tak terucap tentang hubungan-hubungan antara konvensi-konvensi tekstual dan konteks penerapanya serta idealnya kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan itu. Karena peka dengan maksud/tujuan, literasi itu bersifat dinamis tidak statis dan sanggup bervariasi di antara dan di dalam komunitas dan kultur diskursus/wacana. Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre, dan pengetahuan kultural).

Menurut National Institute for Literacy, pengertian Literasi yakni “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan duduk kasus pada tingkat keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

Prinsip Pendidikan Literasi

  1. Literasi melibatkan interpretasi. Penulis/pembicara dan pembaca/pendengar berpartisipasi dalam tindak interpretasi, yakni: penulis/ pembicara menginterpretasikan dunia (peristiwa, pengalaman, gagasan, perasaan, dan lain-lain), dan pembaca/pendengar kemudian mengiterpretasikan interpretasi penulis/pembicara dalam bentuk konsepsinya sendiri tentang dunia.
  2. Literasi melibatkan kolaborasi. Terdapat kerjasama antara dua pihak yakni penulis/pembicara dan membaca/pendengar. Kerjasama yang dimaksud itu dalam upaya mencapai suatu pemahaman bersama. Penulis/pembicara tetapkan apa yang harus ditulis/dikatakan atau yang tidak perlu ditulis/dikatakan menurut pemahaman mereka terhadap pembaca/ pendengarnya. Sementara pembaca/pendengar mencurahkan motivasi, pengetahuan, dan pengalaman mereka semoga sanggup membuat teks penulis bermakna.
  3. Literasi melibatkan konvensi. Orang-orang membaca dan menulis atau menyimak dan berbicara itu ditentukan oleh konvensi/kesepakatan kultural (tidak universal) yang berkembang melalui penerapan dan dimodifikasi untuk tujuan-tujuan individual. Konvensi disini mencakup beberapa aspek aturan-aturan bahasa baik verbal maupun tertulis.
  4. Literasi melibatkan pengetahuan kultural. Membaca dan menulis atau menyimak dan berbicara berfungsi dalam sistem-sistem sikap, keyakinan, kebiasaan, cita-cita, dan nilai tertentu. Sehingga orang-orang yang berada diluar suatu sistem budaya itu rentan/beresiko salah dipahami oleh orang-orang yang berada dalam sistem budaya tersebut.
  5. Literasi melibatkan pemecahan masalah. Karena kata-kata selalu menempel pada konteks linguistik dan situasi yang melingkupinya, maka tindak menyimak, berbicara, membaca, dan menulis itu melibatkan upaya membayangkan hubungan-hubungan di antara kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, unit-unit makna, teks-teks, dan dunia-dunia. Upaya membayangkan/memikirkan/mempertimbangkan ini ialah suatu bentuk pemecahan masalah.
  6. Literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri. Pembaca/pendengar dan penulis/pembicara memikirkan bahasa dan hubungan-hubungannya dengan dunia dan diri mereka sendiri. Sesudah mereka berada dalam situasi komunikasi mereka memikirkan apa yang sudah mereka katakan, bagaimana mengatakannya, dan mengapa menyampaikan hal tersebut.
  7. Literasi melibatkan penerapan bahasa. Literasi tidaklah sebatas pada sistem-sistem bahasa (lisan/ tertulis) melainkan mensyaratkan pengetahuan tentang bagaimana bahasa itu dipakai baik dalam konteks verbal maupun tertulis untuk membuat sebuah wacana/diskursus.

0 komentar

Posting Komentar