Jumat, 21 Desember 2018

Kemiskinan

Kemiskinan, Pengertian yang ada dalam teori kemiskinan tidaklah selalu lengkap mencakup beberapa aspek seluruh aspek. Definisi dibentuk tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

Pengertian kemiskinan dilihat dari beberapa Aspek :
1. Aspek standar kebutuhan hidup yang layak / kebutuhan pokok
Golongan ini menyampaikan bahwa kemiskinan itu ialah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok / dasar disebabkan karena adanya belum sempurnanya barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar hidup yang layak. Ini ialah kemiskinan absolute / mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok / dasar.

2. Aspek pendapatan / penghasilan income
Kemisikinan oleh golongan ini dilukiskan sebagai kurangnya pandapatan / penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

3. Aspek peluang / opportunity
Kemiskinan ialah karena ketidaksamaan peluang untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial mencakup :
  1. Ketrampilan yang memadai.
  2. Informasi/ pengetahuan-pengetahuan yang berkhasiat bagi kemajuan hidup.
  3. Jaenteng-jaenteng sosial/ social network.
  4. Organisasi-organisasi sosial dan politik.
  5. Sumber-sumber modal yang diharapkan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.
4. Dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi/keadaan yang bisa dicirikan dengan :
  1. Kelaparan / belum sempurnanya makan dan gizi.
  2. Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
  3. Tingkat pendidikan yang rendah.
  4. Sangat sedikitnya peluang untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang pokok.
5. Dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan ialah keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber (malldistribution of resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.

Pengertian Kemiskinan dilihat dari beberapa Para Ahli :
Menurut Drewnowski (Epi Supiadi:2003), mencoba memakai indikator-indiktor sosial untuk mengukur tingkat-tingkat kehidupan (the level of living index). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk memilih tingkat kehidupan seseorang :
  1. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang mencakup gizi/ nutrisi, perlindungan/ perumahan (shelter/ housing) dan kesehatan.
  2. Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang mencakup pendidikan, penerapan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (social security).
  3. High income, yang mencakup pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.
Menurut Oscar Lewis (1983), orang-orang miskin ialah kelompok yang mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup beberapa aspek karakteristik psikologis sosial, dan ekonomi. Kaum liberal memandang bahwa insan sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Budaya kemiskinan spesialuntuklah semacam realistic and situational adaptation pada linkungan yang penuh diskriminasi dan peluang yang sempit. Kaum radikal mengabaikan budaya kemiskinan, mereka menekankan peranan struktur ekonomi, politik dan sosial, dan memandang bahwa insan ialah makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.

Menurut Amartya Sen, Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana seseorang tersebut mengalami belum sempurnanya kebebasan yang substantive.

Menurut Soerjono Soekant, Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya   sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak bisa memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep ialah :
BAPPENAS Tidak bisa memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermatabat.

BPS Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.

Bank Dunia Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS perhari.

BKKBN keluarga miskin jikalau :
  1. Tidak sanggup melakukan ibadah berdasarkan keyakinannya.
  2. Tidak bisa makan dua kali sehari.
  3. Tidak mempunyai pakaian tidak sama untuk dirumah, bekerja atau sekolah dan berpergian.
  4. Tidak potongan terluas dari rumahnya berlantai tanah.
  5. Mampu membawa anggota keluarga ke masukana kesehatan.
Kemiskinan memang ialah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, menyebarkan cara sudah di lakukan tapi malah tidak sanggup mengurus permasalahan ini.

Kemiskinan ialah duduk kasus yang ditandai oleh aneka macam hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini aneka macam upaya sudah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan,  Pemecahan duduk kasus kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan kegiatan yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan ialah tanggung tanggapan bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Faktor Penyebab Kemiskinan Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan mempunyai faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan sanggup dikategorikan dalam beberapa hal diberikut ini :

Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang perlu digaris bawahi di sini ialah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun diberienteng. Berikut beberapa faktor yang menghipnotis kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
  1. Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
  2. Politik ekonomi yang tidak sehat.
  3. Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
          – Rusaknya syarat-syarat perdagangan
          – Beban pinjaman
          – Kurangnya menolongan luar negeri, dan Perang

Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabankan dengan terbaik.

Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu tempat ialah sebagai akhir dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau penghasilan masyarakat. Tentunya kemiskinan ialah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja hebat dan banyaknya pengangguran.

Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para masyarakat miskin, juga secara tidak pribadi mematikan sumber pemasukan masyarakat. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

Indikator – indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi diberikut :
  1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
  2. Tidak adanya kanal terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air membersihkan dan transportasi).
  3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
  4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
  5. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan terbatasnya Sumber Daya Alam.
  6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
  7. Tidak adanya kanal dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
  8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
  9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, perempuan korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

Penanggulangan Kemiskinan
Untuk mengatasi duduk kasus kemiskinan, pemerintah mempunyai tugas yang besar. Namun nyatanya kegiatan yang dijalankan oleh pemerintah belum bisa menyentuh pokok yang menimbulkan duduk kasus kemiskinan. Beberapa kegiatan pemerintah yang sudah dijalankan untuk mengatasi duduk kasus kemiskinan diantaranya ialah kegiatan pertolongan Langsung Tunai serta menolongan dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Namun kedua hal tersebut tidak mempunyai dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan, bahkan beberapa pakar kebijakan Negara menganggap bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan  dalam rangka menuntaskan duduk kasus kemiskinan ini. Diantaranya yaitu :
  1. Menciptakan lapangan kerja yang bisa menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, karena pengangguran ialah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.
  2. Memdiberikan subsidi pada kebutuhan pokok insan sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang berkarakter, hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.
  3. Menghapuskan korupsi, alasannya korupsi ialah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai masyarakat Negara sebagaimana mestinya.

0 komentar

Posting Komentar